Ramadahan adalah moment terbaik untuk kita bermuhasabah atas apa yang telah kita lakukan selama setahun belakang. Sudahkah kita memanfaatkan waktu yang telah ALLOH berikan untuk kita dengan maksimal untuk beribadah? Sudah selayaknya kita senantiasa meminta ampuan kepadaNYA. Dan Ramadan adalah moment yang sangat tepat,meskipaun sejatinya bertaubat tidak harus menunggu ramadahan tiba.
Pernahkah diantara kita sangat berduka sebab merasa sangat berdosa? Astaghfirullohal’adzim….. seolah semua isi dunia ini tidak sudi menatap kita, karena terlalu banyak dosa yang telah kita lakukan. Lalu apa arti hidup ini? Padahal kita mesti yakin bahwa Alloh selalu ada maaf untuk kita, jika kita memintanya. Dan jika itu akhir dari semuanya atau permulaan babak baru dalam hidup kita adalah bersimpuhnya kita dihadapan ROBBUL ‘IZZATI, lalu pa lagi yang kita khawatirkan? Adakah trauma menyedihkan jika buanya adalah kedekatan kita kepada Alloh Yang Maha Penyayang?
Jangan pernah kita berhenti berharap ampunan Ilahi, apalagi berfikir untuk menjauhiNYA dan meminta kepada yang lain. Selain tidak akan menyelesaikan masalah justru itu merupakan kekeliruan besar. Kekeliruan yang akan membuat kita tersesat sejauh-jauhnya dari kasih sayang Alloh.
Jadi , tidak perlu takut menghadap dan berharap kepada Alloh, seburuk dan sekotor apapun keadaan kita, menurut orang lain ataupun prasangka kita sendiri. Masih ada harapan dan kesempatan untuk sebuah perbaikan dari kesalahan, atau penggantian total dari episode hidup kita yang kita anggap telah gaal. Harapan akan pengabulan pertobatan yang tetap bersemi, karena inilah syarat utama selain tauhid, yang bermula dari niat suci untuk kembali dengan kejujuran untuk mengetuk pintu ampunan Alloh, merubah diri menjadi manusia baru yang jauh lebih baik dan akan terus menjadi baik sampai maut menjemput kita.
Apa yang telah terjadi pada diri kita adalah pemantik semangat iman kita untuk menujuk e arah kabaikan. Kebaikan yang dibenarkan oleh Alloh dan rosulNya, karena baik belum tentu benar dan kebenaran bukanlah sebuah kebetulan. Taubat adalah pembuktian dari aksi kita saat ini juga dan berlanjut seterusnya. Kita yang menetukan, maju kedepan, atau mundur kebelakang, mendaki tangga atau menuruninya. Menjadi lebih baik atau buruk. Melesat menembus langit atau terhempas di dalam jurang kehancuran.
Alloh senang mendengar senandung doa kita, dari hati yang sungguh-sungguh ikhlas, khusuk dan tunduk. Yang memantaskan diri dengan dengan senantiasa beristighfar, bertaubat, dan memohon ampunan dari semua kesalahan, bertekad melakuakn perbaikan diri, kemudian berharap Allloh mengampuni dan tidak perduli dengan yang pernah terjadi, kita kemarin telah mati yang ada hanyalah kita yang sekarang yang selalu berusaha menjadi hamba terbaik. Dan dosa-dosa yang bertumpuk menjulang kelangit tiada arti di sisi-NYA, jika Dia menghendaki.
Faghfirli Ya Ghoffar…..hamba datang dengan dosa yang tak terhitung lagi…. Hamba ingin kembali YA Robb….. ampunilah hamba dan bimbinglah hamba agar senantiasa berada dalam hidayahMU. AAMIIN…… ( @l ishlah ’13)